Saya duduk menatap
laptop. Di depan saya, dia juga duduk menatap laptop.
Kamu tahu? Banyak orang
mengatakan ini adalah waktu yang tepat untuk berselingkuh. Sore menjelang
senja, di kedai kopi eksotik namun sepi yang letaknya nun jauh dari timur kota.
Di luar , hujan baru saja reda. Pejalan kaki dan pemotor yang tadinya berteduh
itu sudah siap melanjutkan kembali perjalanan mereka.
Saya masih duduk
menatap layar laptop. Dia juga.
Saya punya kebiasaan
kecil. Meski mata menuju ke laptop, earphone saya tetap tertancap ke handphone
dan memutar musik dari sana. Kali ini album X&Y Coldplay. Baru track 3,
White Shadows. Kalau kau hafal tracklist album ini, lagu yang disebut-sebut
punya lirik tulus dan dalam itu akan jadi track berikutnya. Benar. Lagu yang liriknya
seringkali dikutip dan dituliskan di gambar-gambar pemandangan itu. Tak perlu
saya sebutkan judul lagunya kan?
Kemudian barista ramah
itu datang lagi. Membawa seporsi roti bakar dengan aroma madu yang menggugah
selera.
Saya mencuri pandang.
Sedikit. Ke layar iPod kamu yang ternyata juga sedang memutar Coldplay, meski
bukan lagu yang sama dengan lagu yang saya dengar sekarang.
Seperti juga saya,
ternyata kamu punya kebiasaan tak jauh berbeda. Mata dan jari-jari sibuk dengan
laptop, namun earphone memutar musik dari gadget lain.
Saya mengambil sebatang
rokok, kemudian menyalakannya. Selang lima detik, kamu juga melakukan hal yang
sama. Aroma tembakau dan menthol meruap ke udara. Bercampur samar aroma hujan,
harum kopi, dan wangi madu.
Saya tersenyum, kamu
juga tersenyum. Entah apa yang saya dan kamu sedang pikirkan. Selama sekian
jeda, saya dan kamu berada di canggung yang sukar dicerna.
Di luar, hujan mulai
turun lagi.
Jauh di dalam hati,
saya mulai mengagumi betapa cantiknya kamu. Pelan-pelan hati saya jatuh, meski
kepala saya mengatakan tidak boleh lebih jauh.
No comments:
Post a Comment