“Sometimes
loves has no reason.”
“But
everything happens for a reason.”
Kalau diteruskan,
mungkin obrolan macam itu tidak akan ada habisnya.
Percayalah. Urusan
memaknai cinta, tiap orang pasti punya cara dan teori tersendiri. Kamu tak
mungkin menilai hubungan orang lain sebagaimanapun anehnya hubungan itu di
matamu. Beauty and The Beast, The Geek and The Bitch, Poor Girl and Rich Guy,
Ms Stupid and Mr Genius, atau.. apalah.
Setidakseimbang apapun
sebuah hubungan menurutmu, pasti akan ada alasan kenapa mereka bisa tetap
saling cinta, saling sayang, saling baik-baik
saja. Dan takkan ada yang benar-benar mengetahui alasannya, kecuali
Tuhan dan mereka berdua tentu saja. Kau bisa saja berasumsi sesukamu. Tapi kau
tak mungkin 100% benar. Yang cantik tak
selalu berpasangan dengan yang ganteng. Yang glamour bisa saja bersanding
dengan yang sederhana. Yang kau anggap bajingan bisa saja mencintai yang polos
dan lugu setengah mati. Yang pintar bisa saja.. yah, hal-hal seperti itu.
Rasanya kalimat-kalimat barusan sudah saya jelaskan sebelumnya.
Kemudian hujan mulai
turun..
Saya menepikan motor di
depan sebuah warung, basa-basi membeli sebungkus rokok sekedar bisa mendapatkan
tempat untuk berteduh. Sebatang rokok
kunyalakan, sebelah earphone kutancapkan di telinga sebelah kanan, diikuti
intro piano dan kemudian suara Rod Stewart.
I
love you for sentimental reasons
I
hope you do believe me
I’ll
give you my heart
Mungkin benar. Kadang
cinta tak butuh alasan.
Tapi mungkin juga
benar. Tidak semua hal harus ada alasannya.
Contohnya, judul
postingan ini.
No comments:
Post a Comment