Hujan sejak sejam yang
lalu akhirnya menyisakan rintik gerimis dan butir-butir embun di dedaunan. Aku
menghisap rokokku dalam-dalam dan menghembuskannya ke langit, memastikan hujan
sudah benar-benar reda. Di dalam ruang dengarku, terdengar suara Sting menyanyikan
lagu My Funniest Friend and Me. Lalu kurasakan sentuhan lembut di pundak.
“Kita pulang sekarang,
yuk?” ajaknya.
Aku mengangguk kecil.
Sudah empat minggu lebih, wanita ini mengisi hari-hariku.
Aku menyayanginya dengan
tulus dan entah kenapa. Catatan khusus untuk kata ‘entah kenapa’, mungkin
sebaiknya kutambahkan kalimat ‘tapi-aku-tidak-berani-mengatakan-dan-hanya-bisa-menyimpan-perasaanku-dalam-hati-saja’.
Tak terhitung banyaknya petuah atau kalimat yang kubaca dan menjelaskan bahwa
cinta harus dikatakan, cinta tak hanya diam, atau yang semacamnya. Tapi
semuanya tidak mempan. Pada kenyataannya aku justru merasa lebih nyaman
menyayanginya dengan cara seperti sekarang ini.
Sebuah rasa nyaman yang
sebenarnya semu dan tak berujung, aku tidak tahu bagaimana dengan dia. Aku
tidak tahu bagaimana perasaannya. Yang jelas tak pernah sekalipun kudengar ia
bercerita tentang pacarnya, mantan pacarnya, atau tentang laki-laki siapapun
yang pernah dekat dengannya. Obrolan hangatku dengannya selalu berkisar tentang
cerita-cerita kesehariannya, alasannya lebih suka teh daripada kopi, film-film
yang dia sukai, dan yang paling sering adalah tentang Sting, penyanyi maha
eksis yang diidolakan ayahnya. Dan aku pikir ayahnya sukses mempengaruhinya sehingga
dia juga ikut mengidolakan Sting.
“Sting pasti bangun
dari tidur kalo denger Once nyanyi Roxanne,” kelakarnya dalam perjalananku
mengantarnya pulang.
“Dia pasti akan mikir,
Buset! Siapa tuh suaranya mirip sama gue!” Lanjutnya.
Aku lantas tertawa. Dia
sudah tahu kalau adalah orang yang tidak setuju jika suara Once sering
dibanding-bandingkan dengan Sting. Karakter suara mereka sebenanya berbeda.
Sting bergaya fussion jazz, sementara
Once lebih ke progressive rock.
Menurutku Once hanya mirip Sting di awal-awal kemunculannya, apalagi saat
menyanyikan part berbahasa Inggris di lagu Kuldesak. Setelah itu, bagiku Once
sama sekali tak ada mirip-miripnya dengan Sting.
“Once sebenarnya
bagus,” ujarku.
“Tapi dia cuma bagus
kalau menyanyikan lagu yang khusus diciptakan untuk dia.”
“Maksudnya?”
“Once sering kehilangan
karakter saat menyanyikan lagu orang lain. Pernah dengar I Want To Break Free
atau Bohemian Rhapsody versi Dewa 19 kan? Dia disana seperti Freddie Mercury
wannabe.”
“Iya. Benar juga..”
Tukasnya.
“Cukup Siti Nurbaya
yang sebelumnya dinyanyikan Ari Lasso juga jadi berantakan kalau dinyanyikan
Once.”
“Pastikaaaan pada
semuaaa....” aku mulai berteriak keras dan menyanyikan potongan lagu itu.
“Hanya cinta yang
sejukkan duniaaaaa....” lanjutnya.
Sopir taksi yang
berhenti disamping motorku menoleh. Aku dan dia seakan tidak peduli. Dia mulai mendekap pinggang ku lebih erat.
No comments:
Post a Comment