Friday 16 August 2013

Sajak

Kali ini gue bakal posting beberapa sajak yang pernah gue tulis lewat akun Twitter gue. @wismoyoan

Namanya juga Twitter, jadi cuma bisa 140 karakter. Ok, langsung aja. Check it out.



Serupa pagi ini. Wajah ceria tersenyum pada cahaya. Dia kembali mengajakku untuk menyatukan lengan-lengan ketenangan.

Hitung berapa sisa sedihmu pagi ini, anggap saja hutang yang harus kulunasi sore nanti.

Pagi adalah sebuah cerita. Saat mimpi telah usai, pada matamu yang begitu indah.

Masih serupa pagi yang lalu, nona. Lintas matamu masih yang terbaik pagi ini, bersama pelangi yang terbiaskan embun.

Sebuah pagi, di taman. Tanpa pernah kusirami, ingatan tentangmu selalu memekarkan dirinya. Tumbuh dan berkembang semaunya.

Tentang pagi, selalu ada yang lebih nyaring bernyanyi selain burung-burung. Ingatan-ingatan padamu, selalu berbunyi lebih dulu.

Diantara mereka yang kau anggap matahari, bintang, bulan, dan entah. Akulah angin; menghalau awan dari matamu agar tak hujan.

Di hatimu yang temaram, cintaku bermalam. Dinyamannya dekapmu, rindu ini sembuh.

Hatimu beku, sabarku matahari. Melelehkan bongkahan es hatimu yang dingin hingga mendidih.

Jika Tuhan mengizinkan, aku ingin menemanimu sebegitu lama. Sebatas sisa umurku saja.

Lelucon di hidupmu adalah aku, kesedihan di hidupku adalah kamu. Aku suka melihatmu tertawa, agar aku lupa caranya menangis.

Kau puisikan saja segala pagi dalam hatimu. Nanti biar kubaca pada lengkung senyummu yang pelangi.

Mungkin, pada sebuah kenangan, kita adalah dua kebingungan yang disengajakan Tuhan.

Mungkin pada sajak terakhirku kelak, kau akan sadar bahwa seluruh bahagiaku adalah kamu.


Thursday 15 August 2013

Kenalan Langsung



Beberapa waktu yang lalu gue melihat sepasang paruh baya mengobrol asyik dan mesra waktu gue lagi bergaul sama temen-temen.

Beda dari ketika gue melihat pasangan muda-mudi yang mesra-mesraan disitu, kali ini gue gak kesel apalagi sirik, tapi gue merasakan hal ini adalah hal yang imut. Gue jadi kepikiran gimana awalnya mereka bisa saling kenal. Dulu kan belum ada Facebook yang bisa di-stalk buat tau informasi-informasi tentang orang itu, belum ada Twitter buat tau hal-hal apa aja yang sering dia pikirkan, belum ada Instagram supaya tau foto-foto terbaru dan apa aja yang seneng dia fotoin.

Lalu munculah satu kemungkinan: mereka kenalan secara langsung, tatap muka.

Ya memang gak selalu si cowok sebagai orang asing, nyamperin si cewek terus ngajak kenalan. Tapi bisa juga melalui teman, dikenalin, tapi tetep aja tatap muka. Gue merasa unsur manusia sebagai makhluk sosial di situ masih sangat kental.

Kemudian muncul pertanyaan dalam diri gue: Kapan lo terakhir kali ngajak cewek kenalan langsung dan tatap muka.

Mendengar pertanyaan seperti itu dari diri gue sendiri, gue merasa tertampar. Gue pertama kali -dan terakhir kali- kenalan secara langsung itu waktu SMP. Kalo gak salah waktu pulang sekolah, gue tungguin orang yang pengen gue ajak kenalan, terus pas dia lewat gue stop terus gue ajak ngobrol.
Metode kenalan gue waktu itu kurang lebih seperti ini…
Gue: “Hai, lo Kiki, ya?”
Dia: “Iya.”
Gue: “Oh, gue sering liat lo. Makanya sekarang gue nungguin lo. Gue pengen kenal sama lo. Gue Moyo.”
Dia: “Oh, iya. Gue Kiki.”
Kemudian setelah itu, gue berjalan bareng dengannya ke gerbang sekolah. Sayangnya rumah kita arahnya berlawanan. Jadi cuma sampai situ aja.

Ada beberapa hal yang gue pelajari dari pengalaman gue satu-satunya tadi, dan pengalaman temen-temen gue.

Mulai dengan Nice, bukan Sok Nice (itu sosis)
Nice di sini ini maksud gue bisa dari senyumannya, gestur, mimik mukanya, keluarin senyuman kamu yang paling nice pas ngajak kenalan. Senyuman yang paling tulus.

No Basa-Basi Basi
Ingat ini bukan lagunya Gugun Blues Shelter. Karena cewek itu makhluk yang ribet, yang gak bisa to the point, yang selalu bertele-tele dengan kode, makanya dia suka cowok yang tegas. Gak terlalu to the point, tapi tetap on the track pada tujuan. Bolehlah pake kalimat-kalimat pengantar, tapi jangan kebanyakan. Misal, “Gue pernah liat lo lagi milih buku. Suka baca juga?” Itu salah satu basa-basi yang menurut gue gak basi.

Tatap Mata Ketika Bicara
Sebenernya ini bukan cuma berlaku buat yang baru kenalan, tapi buat yang udah kenal atau lagi pedekate juga. Cewek itu paling suka kalo lagi ngomong ditatap matanya, bukan cuma diliat apalagi dilirik.

Yang Paling Penting
Semua kenalan akan sia-sia dan cuma akan jadi biang penasaran kalo abis itu gak tukeran kontak. Ini penting karena buat memperpanjang kenalan itu. Misalnya minta nomer telepon, atau minta username twitter-nya (buat di-stalk).

Jatuh Cinta Itu Aneh



Orang yang jatuh cinta itu aneh. Jatuh cinta berarti punya kebiasaan baru… yang aneh. Kebiasaan baru yang selalu berhubungan sama dia yang membuat jatuh cinta. Anehnya, orang yang jatuh cinta gak pernah merasa dirinya aneh, bahkan keanehan pada diri orang yang membuat jatuh cinta gak pernah dianggap aneh oleh mereka yang sedang jatuh cinta.

Membaca kalimat di atas aneh, kan?

Jika tidak, mungkin memang karena kamu sedang jatuh cinta saja.
Jatuh cinta itu pertama kali melihat dia, langsung terasa ada sesuatu yang berbeda. Cara dia melihat, salah, maksudku menatap, memiliki efek yang berbeda. Efek yang luar biasa. Tatapan yang lebih dalam.

Kemudian ketika pulang, semuanya mulai terpikirkan dengan sendirinya. Mulai berpikir seribu langkah ke depan. Bagaimana bisa bertemu dia lagi dengan kesan ‘gak sengaja’, padahal semua rencana sudah disiapkan agar pertemuan ‘gak disengaja’ itu bisa terwujud. Hasilnya, seringkali orang yang jatuh cinta itu bolak-balik ke tempat pertama kali bertemu dia tanpa sengaja… berharap bertemu lagi, dengan sengaja, tapi tak terlihat sengaja. Tentunya sebelum melakukan itu semua, berdandan paling sempurna ada di to-do list pertama.

Saat untuk kedua kalinya bertemu, jantung itu terasa sudah tidak lagi berada di tempatnya, tapi degupannya terasa seperti tepat berada di depan gendang telinga. Begitu pula di pertemuan-pertemuan berikutnya. Kalau ada bunga di sekitar sana, pasti orang yang jatuh cinta akan mengambilnya kemudian mencopot sehelai demi sehelai kelopaknya dan berkata, “Samperin… Nggak… Samperin… Nggak…” Begitu terus. Dan tanpa sadar ketika kelopak bunga terakhir jatuh pada kata “samperin”, hitungannya diulang dari awal. Mencari pembenaran untuk menjadi pengecut yang menghamba pada malu, gengsi, dan takut.

Sampai bunga di sekitar habis, dan disadarkan oleh kemungkinan gak akan ketemu dia lagi, akhirnya seorang yang jatuh cinta akan dengan atau tanpa sadar menghampiri dia, lalu melemparkan senyum kecil dan mengulurkan tangan. Mungkin sapaan teramah yang pernah dilakukan, hanya untuk mendapatkan perhatian, atau sekedar kenalan.

Jika semuanya berhasil, keanehan orang yang jatuh cinta masih berlanjut. Orang yang jatuh cinta akan bertingkah aneh di dunia maya khususnya, mencari tau segala informasi tentang dia yang membuatnya jatuh. Twitter, Facebook, Instagram, LINE, semuanya dia jelajahi, demi secercah informasi.

Apabila beruntung tidak mendapati ternyata dia sudah menjadi milik yang lain, keanehan demi keanehan bertambah. Kode-kode mulai dilemparkan, tak peduli dia akan membacanya atau tidak. Mungkin yang ada di dalam hatinya, “Namanya juga usaha.” Akan tetapi, jauh di benaknya, harapan selalu ada.

Berhasil mendapatkan kontaknya adalah sebagian pencapaian tertinggi bagi orang yang sedang jatuh cinta. Rasanya ingin sekali memasukkannya ke Curriculum Vitae. Lalu keanehan berikutnya, mengetik pesan, kemudian menghapusnya lagi, mengetiknya lagi, menghapusnya lagi, sampai akhirnya sebuah malam waktu itu berakhir dengan tidak ada satupun pesan yang dikirim.

Rasanya, kata demi kata, attitude demi attitude saat sedang jatuh cinta, haram hukumnya untuk ada sedikit saja cacat di dalamnya. Ketika ada sedikit saja kesalahan, rasanya ingin memaki diri sendiri, lalu meminta maaf padanya berkali-kali. Dan ketika berhasil mengobrol, lalu habislah topik pembicaraan, seringkali orang yang sedang jatuh cinta mengada-adakan topik pembicaraan yang gak penting sekalipun. Intinya, yang penting bisa ngobrol sama dia. Bahkan saat tidak ada bahan obrolan sekalipun kadang tetap memaksakan untuk menghubungi, akhirnya cuma diem-dieman. Menutup malam dengan tak ada sedikit pun keinginan untuk menghapus chat history bersamanya… untuk dibaca kemudian sewaktu-waktu.

Jatuh cinta memang begitu. Semua informasi tentangnya mengalahkan segala berita penting baik skala nasional, ataupun internasional. Karena bagi orang yang jatuh cinta, berita dengan skala hati –yaitu berita tentangnya– adalah yang terpenting.

Jatuh cinta adalah memaksakan diri untuk menyamakan hal demi hal yang menjadi kesukaannya. Semuanya dilakukan hanya mencoba untuk menjadi sempurna. Jatuh cinta juga adalah menebak-nebak setiap kata-kata yang dia keluarkan di akun media sosialnya, “Ini buatku, bukan? Kalau yang ini, buatku?”

Aku benci jatuh cinta. Semuanya membuatku jadi aneh. Anehnya, aku tetap saja jatuh cinta. Jadi, tak perlu merasa aneh, dan nikmati saja.