Thursday 2 October 2014

Hanya Surat Cinta Yang Ganjil

1. cintaku yang besar, cintaku yang tulus
2. telah hilang menguap, dan kini rasa benciku
3. berkembang setiap hari. Ketika melihatmu
4. aku tak ingin lagi melihat wajahmu sedikitpun;
5. satu hal yang sungguh ingin aku lakukan adalah
6. mengalihkan mata ke gadis lain. Aku tak lagi mau
7. menikahkan aku-kamu. Percakapan terakhir kita
8. sungguh, sungguh amat membosankan dan tak
9. membuat aku ingin bertemu kamu sekali lagi.
10. Selama ini, kamu selalu memikirkan diri sendiri.
11. Jika kita menikah, aku akan menemu
12. hidupku jadi sulit, dan kita tak akan menemu
13. hidup bahagia bersama. Aku punya satu hati
14. untuk kuberikan, tapi itu bukan sesuatu
15. yang akan aku berikan untukmu. Tiada yang lebih
16. bodoh dan egois dari kamu, kamu tak pernah
17. memperhatikan, merawat, dan mengerti aku.
18. Aku sungguh berharap kamu mau mengerti
19. aku berkata jujur. Kamu akan baik sekali jika
20. kamu anggap inilah akhirnya. Tidak perlu
21. membalas surat ini. Surat-suratmu dipenuhi
22. hal-hal yang tidak menarik untukku. Kamu tidak punya
23. cinta yang tulus. Sampai jumpa. Percayalah,
24. aku tidak peduli padamu. Jangan pernah berpikir
25. aku masih dan akan terus menjadi kekasihmu.


NB:
Tiap baris surat ini sengaja diberi nomor, agar kamu bisa membedakan baris ganjil dan baris genap. Baca baris-baris ganjil saja. Selebihnya tidak usah kamu hiraukan.

Sesungguhnya, ini hanya surat cinta yang ganjil.                                           

Friday 19 September 2014

Laut dan D



Saya menyukai laut.

Dengan matahari terbenam, langit, pantai, pasir, perahu, karang, kursi meja berpayung, dan semua yang selalu menyertai laut.

Saya menyukai laut seperti saya mengagumi dia.

Di dalam hati saya, laut dan dia selalu menari dengan sama cantiknya. Saya tak bisa memisahkan keduanya. Laut selalu mengingatkan saya pada dia. Dia mengingatkan saya akan laut.

Sudah sering sekali saya mengatakan ini. Saya selalu kesulitan setiap kali diminta mengungkapkan, menuliskan, atau melukiskan betapa cantiknya dia. Karena saya tak terlalu pandai bicara, hanya sedikit bisa menulis, dan sama sekali tak ada bakat menggambar, apalagi melukis.

Jadi, kalau ingin tahu tentang bagamana cantiknya dia, cukup bayangkan bagaimana indahnya hamparan birunya laut, pasir putih, langit jeruk, semburat awan, dermaga kecil, kepak camar, dan lain-lainnya yang kemudian membentuk satu harmoni utuh dan menenangkan.

Itulah yang dia punya. Cantik, indah dan teduh yang menenangkan.

Thursday 18 September 2014

Kamis Siang



Jadi begini, Sayang..” ucapku pada perempuan yang duduk di depanku. Seperti dulu, dia tersenyum malu-malu, namun tetap cantik. “Aku..”

“Sebentar,” potongnya. Bibirnya tetap tersenyum. Matanya tetap memandang lurus ke arah mataku. “Kenapa masih manggil sayang?” lanjutnya. “Kita sudah sepakat enggak ada apa-apa lagi kan sekarang?”

“Oke. Maaf,” balasku singkat. Tak ada waktu untuk berdebat lebih jauh lagi perkara panggilan sayang ini. “Begini.. Waktuku enggak banyak. Jadi tolong. Toloong banget. Dengerin sebentar.”

Dia mengangguk.

“Jadi begini, Diz. Aku tahu ini terdengar gila dan agak tak masuk akal,” lanjutku. Tapi pasti kamu percaya.”

“Udah buruan jelasin!”

“Oke. Kamu udah nonton Days of Future Past?”

“Udah.”

“Kalau Edge of Tomorrow?”

“Film Tom Cruise yang kalau dia mati, dia balik lagi ke masa lalu? Udah juga..”

“Nah!” ujarku seraya menjentikan jari. “Jadi aku enggak perlu menjelaskan panjang lebar lagi bahwa aku datang dari masa depan untuk memperbaiki sesuatu. Aku datang dari masa depan cuma untuk ketemu kamu.”

“Baik! Balasnya. “Aku juga akan mencoba langsung percaya. Next, apa tujuan kamu balik ke sini cuma buat ketemu aku? Mau minta maaf? Ngajak balikan?”

“Bukan..”

“Lalu?”

“Aku pengen bantuin kamu. Kamu ingat gak pernah bilang ke aku kalau cinta itu harus dicari?

“Ingat. Terus? Apa hubungannya sama kamu mau bantuin aku?” Dia menatapku kesal.

“Kamu salah. Cinta itu bukan dicari, tapi diraih.” Balasku mengimbangi nada bicaranya yang meninggi.
“Di masa depan,” sambungku. “Aku akhirnya jadian sama mantan gebetanku yang anak Bahasa Inggris. Setelah sekian kali gagal, aku akhirnya bisa dapetin dia.”

Dia menatapku sebentar. Lalu memalingkan wajahnya sambil menghela nafas.

“Di masa depan, kamu masih saja terus terusan mencari tanpa mendapatkan hasil.” Ucapku pelan.
“Cinta hanya tentang saling menemukan, Diz.”

“Tapi bagaimana kalau keduanya sama-sama ingin ditemukan? Siapa yang akan mencari?”

“Kadang cinta cuma tentang menunggu waktu yang tepat.”

“Kalau bisa menunggu, kenapa harus mendatangi?”

“Kalau bisa mendatangi, kenapa harus menunggu?”

“Maksud kamu ngajak aku ngobrol sebenarnya apa sih!”
Jelas sekali kalau dia sudah tidak mampu menahan emosinya.
“Cobalah kamu agar sedikit lebih dewasa.” Nada bicaranya turun. Campuran antara kesal dan ingin menangis.

“Diz,” ucapku pelan. Kutatap mata-nya dalam-dalam, “Liat aku.. Dengerin aku sebentar..”

Dia menurut dan mengangguk.

“Diz..” sambungku lagi. 
“Kita balikan yuk?”


  

Friday 27 June 2014

Balloon Flowers and Cake

Tentang cinta. Tentang dua orang yang berusaha untuk melengkapi satu sama lain. Tentang menerima kekurangan dan menjadikannya sebagai pelengkap.

Kamu pernah berkata:
“Kita sudah dewasa, kita harus sadar jika tidak bisa selamanya mendapatkan apa yang kita mau. Jadi apa salahnya untuk menerima segala ketidaksempurnaan dan kekurangan pasangan kita, bukankah hebat jika menjadikan kekurangan tersebut menjadi pelengkap hidup kita.”
Dan itu sampai sekarang masih menjadi nasehat terbaik yang pernah saya terima. Ya setidaknya sampai saya menulis ini. :D

Sunday 11 May 2014

Takdir

Terkadang, sebenarnya bukan terkadang, tapi selalu, aku selalu heran ketika suatu rencana yang dibuat manusia bisa hancur begitu saja oleh makhluk bernama ‘takdir’. Aku pernah mendengar sebuah pernyataan yang berbunyi: ‘semua yang terjadi pada kita 80% adalah akibat perbuatan kita, 18% kondisi, dan 2% sisanya adalah takdir’. Jika dikaji lebih dalam, persentase tadi sebenarnya seimbang karena masing-masing pengaruh materi sesuai dengan kekuatannya. Biasanya kita baru memperhatikan komposisi ini ketika keadaan tak sesuai dengan yang kita inginkan. Dan ‘takdir’, sebagai persentase terkecil selalu menjadi kambing hitam paling empuk, jika kita sudah tak bisa lagi menyalahkan kondisi dan perbuatan kita sebagai persentase yang lebih besar.

Takdir, dengan persentase yang begitu rendah, bisa menjadi faktor kuat pengubah kejadian. Kita pasti menyadari itu ketika keadaan tak sesuai dengan apa yang kita inginkan. Bagaimana mungkin hanya dengan sedikit sentuhan takdir, rencana yang hampir sempurna sekali pun bisa porak-poranda? Itulah mengapa kubilang takdir itu kuat. Dengan pengaruhnya yang begitu besar, lalu, apakah kita bisa bilang takdir jahat? 
Istilah ‘takdir’ diciptakan hanya agar manusia bisa menerima apa yang tak bisa dikehendakinya. Tepatnya, agar manusia punya sesuatu untuk disalahkan pada akhirnya jika kehendaknya tak terlaksana.

Wednesday 23 April 2014

Menunggu

Menunggu itu membosankan.

Menunggu untuk sebagian orang hanya membuang waktu saja. Bukankah waktu itu adalah uang? Itu sama saja buang-buang uang dengan menunggu. Banyak hal yang lebih bermanfaat yang bisa dilakukan ketimbang menunggu. Jadi, sebagian bahkan hampir banyak orang tidak suka menunggu.

Tapi tidak dengan saya.

Saya suka menunggu. Menunggu memberikan saya kesempatan untuk berfikir. Secara tidak langsung, menunggu juga memberi kesempatan pada tubuh saya untuk istirahat.

Menunggu ditempat ramai adalah hal yang menyenangkan. Kita bisa mengamati lingkungan sekitar. Kita bisa mengamati orang-orang yang lalu lalang, mengamati saat serombongan orang mengobrol dengan suara keras, mengamati bapak yang sedang duduk dipinggir yang mungkin sedang memikirkan keluarganya dirumah, mengamati gadis cantik yang mungkin sedang kebingungan akan membeli sepatu atau tas terlebih dahulu.

Dengan mengamati lingkungan sekitar, secara tidak langsung itu juga sedikit meringankan pikiran saya. Jika saya berpikir saya sedang dalam masalah, lihatlah lingkungan sekitar. Mungkin mereka punya masalah yang sama, bahkan lebih besar.

Sebenarnya banyak hal menyenangkan bisa terjadi saat kita mau menunggu, tapi selain orang yang sedang sangat tergesa-gesa ada satu lagi yang tidak bisa menunggu.

Cinta.

Banyak hal yang bisa dilakukan cinta. Cinta bisa datang, bisa juga pergi. Cinta bisa membuat kita bahagia, bisa juga membuat kita sedih. Tapi ada satu hal yang tidak bisa cinta lakukan: Cinta tidak bisa menunggu.

Saya jadi ingat film Alexandria. Dimana saat akhirnya Bagas berani menyatakan perasaannya kepada Alex, tapi semua sudah terlambat. Alex yang tidak mau menunggu, sudah terlebih dahulu menerima cinta Rafi. Ini juga bukan salah Alex sepenuhnya, jika saja Bagas tidak membuat keadaan jadi rumit, atau jika saja Bagas mempunyai keberanian yang lebih, mungkin Bagas dan Alex bisa bersatu. Toh sebenarnya Alex juga punya perasaan yang sama kepada Bagas.

Yah.. begitulah cinta. Cinta sangat tidak suka menunggu. Mungkin, sebaiknya saat akhirnya kamu menemukan cintamu, segeralah nyatakan. Jangan sampai cintamu menunggu.

Tapi kamu tahu tidak bagian terbaik dari menunggu?

Saat saya selesai menulis kalimat dibaris terakhir, dan kamu keluar dari kamar setelah selesai berdandan. Bukankah saya pernah bilang kalau kamu cantik? Saya tarik kembali kata-kata saya, karena kamu sangat cantik. Kamu selalu saja bisa membuat saya jatuh cinta.


Dan menunggu tidak pernah semenyenangkan ini.

Sunday 20 April 2014

Saya Tidak Setuju Dengan Mr. Depp


If you love two people at the same time, choose the second one, because if you really loved the first one you wouldnt have fallen for the second.” – Johnny Depp

Jika kamu tidak mengerti ungkapan Johnny di atas, bergegas ambil kamus atau panggil kekasihmu (yang mengerti bahasa Inggris tentunya) untuk menjelaskannya untukmu.

Johnny, ungkapanmu itu mungkin banyak disukai orang, khususnya penggemarmu. Namun aku, sebagai salah satu penggemarmu juga, tidak setuju. Sama sekali tidak setuju.

Kamu pernah berjalan di atas jalan setapak dan tak berujung? Itulah yang aku maksud.

Johnny mengatakan ketika kita mencintai dua orang di waktu yang sama, pilihlah yang kedua, karena ketika kamu benar-benar mencintainya, kamu tidak akan jatuh cinta lagi.

Salah! Lalu bagaimana ketika sudah memilih yang kedua, kemudian datang yang ketiga? Ketika telah memilih yang ketiga, datang yang keempat? Sampai kapan pun, kamu tak akan pernah menemukan akhirnya.

Menjalani hubungan sebagai sepasang kekasih adalah tentang menerima kekurangan. Bukan berarti cinta itu buta, tetapi cinta itu bertanggung jawab. Ketika kamu memulai untuk jatuh cinta pada seseorang, pertahankan itu sampai titik sayang penghabisan, juga sebagai tanggung jawab.

Ketika kamu (mungkin) berpindah ke lain hati, itu karena di hati yang sebelumnya kamu menemukan kekurangan, tetapi jika bagimu kekurangan itu bisa diterima, di situlah cinta bekerja. Kelebihan? Anggap saja itu bonus. Bahkan mengkonversi semua kekurangannya menjadi kelebihan bagi kamu, akan menghasilkan cinta yang luar biasa.

Semoga kita semua terhindar dari jalan setapak tak berujung.

I am Hardworker

Hardworker was originally found by Abid Arrohman in January 2014. Hardworker is a sport influenced brand specializing in high quality denim, apparels, shirt, and jersey.

Made in Solo, Hardworker ID also stocked online available to various parts of Central Java including Jogjakarta and East Java.

Starting at the end of December 2013, Abid, with his friend, made a futsal team called Cavaliers FC. They are getting confused when designing their jersey. So they just pick what’s available in the market.

At that time, Abid came up with an idea to make his own clothing maker to fulfill what he really wanted. And after the realization, he was so satisfied. Then, he thinks. Why I only made for myself, why not made for anybody else. If I’m so happy with my own design, so does the other people. They will happy with their own design; and why only jersey, why not shirt, polo shirt, jacket, and anything else related to clothing. So was born Hardworker, a clothing maker.

Since their inception in the beginning in 2014, Hardworker ID has worked over 1000pcs of cloths. With various model of: shirt, jersey, t-shirt, jacket, polo shirt, and many more.

So, why you don’t give us your design, or choose ours/other people design, if you like it.  J







For further information contact us on:
@hardworkerID
Hardworkercloth Maker
or by phone on
+62 856 42007285
pin : 2118C29F

Friday 11 April 2014

Udah Nonton The Raid?



Saya pernah punya mimpi tentang kamu. Saya pernah punya cita-cita.

Saya mencintai kamu, kamu mencintai saya, dan kita hidup bahagia, saling memiliki, kemudian saling setia sampai selama-lamanya.

Kamu cantik. Semua orang juga tahu itu.

Kamu pintar, kamu sangat menyenangkan, dan bersama kamu, segalanya jadi semakin seru.

Saya ingin membuat kamu selalu tertawa. Dan ke depannya, saya ingin membuat kamu bahagia.

Mengharapkan kamu, artinya saya bersaing dengan banyak lelaki di luar sana. Dan saya siap dengan segala resikonya. Kamu dengan segala luar biasamu, dan saya dengan semua biasa-biasanya.

Dan orang-orang bilang mimpi saya keterlaluan. Semuanya bilang saya pungguk merindukan bulan.

Sampai akhirnya, satu persatu rintangan datang. Menghantam dari kanan kiri, depan belakang. Dan saya yang awalnya tegar pun terpaksa menyerah.

Saya pernah mendengar kalimat ini. Ada hal-hal yang memang tak bisa dipaksakan. Mungkin kita salah satunya.

Saya juga pernah membaca kalimat ini. Pejuang sejati bukanlah mereka yang terus maju, tapi mereka yang selalu tahu kapan saatnya mundur, berhenti, atau diam sejenak mengatur strategi.

Saya tidak percaya begitu saja dengan dua kalimat tadi. Tapi setidaknya, itulah cara hati saya menghibur dirinya sendiri.

Dan kali ini saya minta maaf.

Karena pernah teramat sangat mencintai dan mengharapkanmu. Kemudian pergi begitu saja seolah tak ada apa-apa.

Dan sekarang saya mulai lelah.

Lalu apa kalimat paling tepat untuk mengakhiri tulisan ini?

“Eh. Kamu apa kabar? Udah nonton The Raid?”

Sunday 2 March 2014

Cuma Sebelah



Saya sangat suka sekali mendengarkan musik, terutama sebelum tidur. Biasanya saya selalu menggunakan earphone. Tetapi sekarang earphone saya rusak. Sebelah. Tinggal bagian kanan yang masih berfungsi dengan baik.

Earphone saya rusak. Sebelah. Tinggal bagian kanan yang masih berfungsi dengan baik. Kau tahu? Sesuatu yang terbiasa terlihat sepasang akan terlihat aneh begitu berjalan sendirian. Yang tadinya ada, kemudian tak ada akan menjadi pertanyaan bagi beberapa orang. Contoh paling mudah, jika kau baru putus dari pacar yang sebelumnya menemani bertahun berbulan. Hampir bisa dipastikan teman-temanmu akan bertanya dengan usilnya, “Ke mana pacarmu?” bahkan mungkin barista kedai kopi langgananmu juga bertanya, “Mbak yang biasanya itu ke mana?”

Earphone saya rusak. Sebelah. Tinggal bagian kanan yang masih berfungsi dengan baik. Tapi sampai detik ini saya belum juga berniat membeli earphone baru. Karena sebenarnya saya adi lebih terbiasa menggunakan satu earphone. Satu earphone juga membuat sebelah telinga saya lebih waspada.

Yang selalu terlihat sepasang, kemudian terlihat sendirian memang akan menjadi aneh. Tapi yang sudah terlanjur nyaman sendirian, akan butuh waktu untuk nyaman terlihat sepasang.

Kira-kira beberapa waktu yang lalu, saya pernah membaca tulisan ini di twitter:

Level tertinggi mencintai adalah merelakannya bersama orang lain. Level tertinggi bullshit adalah kalimat barusan.

Dan untuk saat ini, kalimat kedua di paragraf keempat sepertinya lebih bullshit lagi.