Friday 11 April 2014

Udah Nonton The Raid?



Saya pernah punya mimpi tentang kamu. Saya pernah punya cita-cita.

Saya mencintai kamu, kamu mencintai saya, dan kita hidup bahagia, saling memiliki, kemudian saling setia sampai selama-lamanya.

Kamu cantik. Semua orang juga tahu itu.

Kamu pintar, kamu sangat menyenangkan, dan bersama kamu, segalanya jadi semakin seru.

Saya ingin membuat kamu selalu tertawa. Dan ke depannya, saya ingin membuat kamu bahagia.

Mengharapkan kamu, artinya saya bersaing dengan banyak lelaki di luar sana. Dan saya siap dengan segala resikonya. Kamu dengan segala luar biasamu, dan saya dengan semua biasa-biasanya.

Dan orang-orang bilang mimpi saya keterlaluan. Semuanya bilang saya pungguk merindukan bulan.

Sampai akhirnya, satu persatu rintangan datang. Menghantam dari kanan kiri, depan belakang. Dan saya yang awalnya tegar pun terpaksa menyerah.

Saya pernah mendengar kalimat ini. Ada hal-hal yang memang tak bisa dipaksakan. Mungkin kita salah satunya.

Saya juga pernah membaca kalimat ini. Pejuang sejati bukanlah mereka yang terus maju, tapi mereka yang selalu tahu kapan saatnya mundur, berhenti, atau diam sejenak mengatur strategi.

Saya tidak percaya begitu saja dengan dua kalimat tadi. Tapi setidaknya, itulah cara hati saya menghibur dirinya sendiri.

Dan kali ini saya minta maaf.

Karena pernah teramat sangat mencintai dan mengharapkanmu. Kemudian pergi begitu saja seolah tak ada apa-apa.

Dan sekarang saya mulai lelah.

Lalu apa kalimat paling tepat untuk mengakhiri tulisan ini?

“Eh. Kamu apa kabar? Udah nonton The Raid?”

No comments:

Post a Comment