Monday 9 November 2015

Days of D

Aku sedang merindukan perempuan ini. Senyumnya, tawa renyahnya, tatapan matanya, cerita-cerita lucunya, semuanya.
Aku kembali mengingat mata teduh itu. Mata teduh yang sama dengan saat pertama kalinya kulihat. Mata yang membuatku jatuh cinta dengan selengkung senyum cantik yang membuatku merasa dunia ini sudah indah tanpa perlu surga.

Kenyataannya memang aku telah jatuh cinta. Kenyataannya pula dia, perempuan yang kukagumi dan kucintai sepenuh hati itu ternyata memang tak dilahirkan untukku. Dia telah menambatkan hatinya pada hati yang lain, yang mungkin saja mencintai dia dengan cara yang lebih baik dari caraku.

Aku tak pernah peduli dengan segala macam teori tentang cinta. Bagiku tiap orang punya cara sendiri untuk memaknai apa artinya mencintai. Tak terhitung banyaknya buku yang kubaca, film yang kutonton dan cerita yang kudengar tentang kisah-kisah cinta. Nyatanya mereka semua menikmati cinta dengan pemaknaan yang berbeda. Cinta adalah airmata, cinta adalah nafsu, cinta adalah sayang yang teramat sangat, cinta adalah cemburu, cinta adalah kebodohan yang dinikmati bersama-sama, cinta adalah ego, cinta adalah hidup, dan sebagainya, dan sebagainya.

Saya menyukai apa yang pernah dikatakan oleh Nietzsche, “There is always some madness in love, but there is also some reason in madness”
Kamu yang lebih dari cantik, kamu yang diam-diam membuat saya rindu, kamu yang membuat hal-hal kecil terlihat seru dan menyenangkan, kamu yang membuat saya merasa cukup.
Tapi ini bukan cerita tentang jatuh cinta.
Seandainya kamu tahu
Betapa berharganya senyum itu
Saya yakin kamu tidak percaya
Terlalu sering saya bicara seperti ini
Kamu, senyum, cantik, sempurna, segalanya
Tapi saya akan ulangi sekali lagi
Tentang betapa jatuhnya saya.
Saya bosan mengungkit-ungkit pengorbanan. Saya juga tak mau membahas perjuangan. Saya tahu persis kapan harus mundur dan kapan harus maju terus. Itu saja sudah cukup. Memang ada rasa kecewa dan sakit yang luar biasa.

Tentu saja saya tahu, cinta tak bisa dipaksakan. Saya sangat sadar, cinta butuh waktu dan kesempatan.
Dan untuk saya, waktu dan kesempatan itu sudah habis. Hari-hari tentangmu juga sudah harus berakhir.
Yang jelas mulai saat ini, saya harus terbiasa dengan kesendirian.
Happy New Life, D.
I really do hope that you’re happy.

No comments:

Post a Comment