Monday 23 November 2015

Hanya Cinta Yang Sejukan Dunia

Hujan sejak sejam yang lalu akhirnya menyisakan rintik gerimis dan butir-butir embun di dedaunan. Aku menghisap rokokku dalam-dalam dan menghembuskannya ke langit, memastikan hujan sudah benar-benar reda. Di dalam ruang dengarku, terdengar suara Sting menyanyikan lagu My Funniest Friend and Me. Lalu kurasakan sentuhan lembut di pundak.

“Kita pulang sekarang, yuk?” ajaknya.

Aku mengangguk kecil. Sudah empat minggu lebih, wanita ini mengisi hari-hariku.

Aku menyayanginya dengan tulus dan entah kenapa. Catatan khusus untuk kata ‘entah kenapa’, mungkin sebaiknya kutambahkan kalimat ‘tapi-aku-tidak-berani-mengatakan-dan-hanya-bisa-menyimpan-perasaanku-dalam-hati-saja’. Tak terhitung banyaknya petuah atau kalimat yang kubaca dan menjelaskan bahwa cinta harus dikatakan, cinta tak hanya diam, atau yang semacamnya. Tapi semuanya tidak mempan. Pada kenyataannya aku justru merasa lebih nyaman menyayanginya dengan cara seperti sekarang ini.

Sebuah rasa nyaman yang sebenarnya semu dan tak berujung, aku tidak tahu bagaimana dengan dia. Aku tidak tahu bagaimana perasaannya. Yang jelas tak pernah sekalipun kudengar ia bercerita tentang pacarnya, mantan pacarnya, atau tentang laki-laki siapapun yang pernah dekat dengannya. Obrolan hangatku dengannya selalu berkisar tentang cerita-cerita kesehariannya, alasannya lebih suka teh daripada kopi, film-film yang dia sukai, dan yang paling sering adalah tentang Sting, penyanyi maha eksis yang diidolakan ayahnya. Dan aku pikir ayahnya sukses mempengaruhinya sehingga dia juga ikut mengidolakan Sting.

“Sting pasti bangun dari tidur kalo denger Once nyanyi Roxanne,” kelakarnya dalam perjalananku mengantarnya pulang.
“Dia pasti akan mikir, Buset! Siapa tuh suaranya mirip sama gue!” Lanjutnya.

Aku lantas tertawa. Dia sudah tahu kalau adalah orang yang tidak setuju jika suara Once sering dibanding-bandingkan dengan Sting. Karakter suara mereka sebenanya berbeda. Sting bergaya fussion jazz, sementara Once lebih ke progressive rock. Menurutku Once hanya mirip Sting di awal-awal kemunculannya, apalagi saat menyanyikan part berbahasa Inggris di lagu Kuldesak. Setelah itu, bagiku Once sama sekali tak ada mirip-miripnya dengan Sting.

“Once sebenarnya bagus,” ujarku.
“Tapi dia cuma bagus kalau menyanyikan lagu yang khusus diciptakan untuk dia.”

“Maksudnya?”

“Once sering kehilangan karakter saat menyanyikan lagu orang lain. Pernah dengar I Want To Break Free atau Bohemian Rhapsody versi Dewa 19 kan? Dia disana seperti Freddie Mercury wannabe.”

“Iya. Benar juga..” Tukasnya.

“Cukup Siti Nurbaya yang sebelumnya dinyanyikan Ari Lasso juga jadi berantakan kalau dinyanyikan Once.”
“Pastikaaaan pada semuaaa....” aku mulai berteriak keras dan menyanyikan potongan lagu itu.

“Hanya cinta yang sejukkan duniaaaaa....” lanjutnya.


Sopir taksi yang berhenti disamping motorku menoleh. Aku dan dia seakan tidak peduli.  Dia mulai mendekap pinggang ku lebih erat. 

No comments:

Post a Comment