Thursday 19 November 2015

Memeluk PuspaOh

“Sometimes loves has no reason.”

“But everything happens for a reason.”


Kalau diteruskan, mungkin obrolan macam itu tidak akan ada habisnya.

Percayalah. Urusan memaknai cinta, tiap orang pasti punya cara dan teori tersendiri. Kamu tak mungkin menilai hubungan orang lain sebagaimanapun anehnya hubungan itu di matamu. Beauty and The Beast, The Geek and The Bitch, Poor Girl and Rich Guy, Ms Stupid and Mr Genius, atau.. apalah.

Setidakseimbang apapun sebuah hubungan menurutmu, pasti akan ada alasan kenapa mereka bisa tetap saling cinta, saling sayang, saling baik-baik  saja. Dan takkan ada yang benar-benar mengetahui alasannya, kecuali Tuhan dan mereka berdua tentu saja. Kau bisa saja berasumsi sesukamu. Tapi kau tak mungkin  100% benar. Yang cantik tak selalu berpasangan dengan yang ganteng. Yang glamour bisa saja bersanding dengan yang sederhana. Yang kau anggap bajingan bisa saja mencintai yang polos dan lugu setengah mati. Yang pintar bisa saja.. yah, hal-hal seperti itu. Rasanya kalimat-kalimat barusan sudah saya jelaskan sebelumnya.

Kemudian hujan mulai turun..

Saya menepikan motor di depan sebuah warung, basa-basi membeli sebungkus rokok sekedar bisa mendapatkan tempat untuk berteduh.  Sebatang rokok kunyalakan, sebelah earphone kutancapkan di telinga sebelah kanan, diikuti intro piano dan kemudian suara Rod Stewart.


I love you for sentimental reasons
I hope you do believe me
I’ll give you my heart

Mungkin benar. Kadang cinta tak butuh alasan.

Tapi mungkin juga benar. Tidak semua hal harus ada alasannya.


Contohnya, judul postingan ini.


No comments:

Post a Comment